top of page
Our_Children.jpg

Anak-Anak Kami

Anak-Anak yang Terdampak HIV/AIDS

Kami mendukung 54 anak yang hidup dengan HIV. Mereka tertular virus dari orang tua saat masa kehamilan, proses persalinan, atau menyusui. Kami juga mendukung 80 anak yang kehilangan orang tua mereka karena AIDS.

Karena latar belakang yang kurang beruntung, anak-anak kami sulit mendapatkan pengobatan penting, perawatan kesehatan, nutrisi yang tepat, dan pendidikan.

Pengungkapan Status HIV

Memahami kondisi seumur hidup seperti HIV bisa menjadi sesuatu yang sangat berat bagi anak-anak.  Oleh karena itu, pengasuh dan sukarelawan sering kali memilih untuk merahasiakan status HIV seorang anak hingga mereka cukup umur.

Di Indonesia, status HIV sering disembunyikan karena ketakutan terhadap stigma dan diskriminasi dari teman, tetangga, pihak sekolah, bahkan petugas kesehatan. Hal ini tidak hanya menyembunyikan perjuangan anak-anak kami, tetapi juga membuat mereka merasa terisolasi

20230924114340_IMG_2923_copy.jpg

Dengarkan Kisah Mereka

Berikut adalah kisah dari anak-anak kami yang masing-masing menghadapi tantangan dalam hidup dengan HIV. Mengakui kekuatan dan ketangguhan mereka sangat penting untuk memberdayakan perjalanan hidup mereka.

R (7 tahun)

R adalah anak laki-laki berusia 7 tahun yang tangguh. Didiagnosa mengidap HIV pada usia 4 tahun, kesehatan R menurun drastis saat ia berusia 5 tahun. Ia dirawat di rumah sakit karena berbagai kondisi yang berbahaya, termasuk komplikasi jantung, meningitis, dan tuberkulosis. R sempat dinyatakan meninggal dunia setelah kesehatannya menurun, tetapi secara tak terduga, ia kembali sadar. Kini, meskipun ia harus menggunakan selang makanan dan kursi roda, kesehatan R telah membaik. Ia sudah bisa berbicara, makan makanan padat, dan berjalan dengan langkah-langkah kecil.

E (2 tahun)

E berusia 2 tahun. Ibunya, yang didiagnosa mengidap HIV sebelum ia lahir, tidak memiliki akses terhadap perawatan yang dibutuhkan selama kehamilan. Akibatnya, E lahir dengan HIV. Pada usia 7 bulan, ia berjuang melawan tuberkulosis dan kekurangan gizi. Kini, kondisi E stabil.

S (16 tahun)

S berusia 16 tahun dan telah menjadi yatim piatu sejak berusia 1 tahun. Dibesarkan oleh kakek-neneknya, S didiagnosa mengidap HIV pada usia 5 tahun. Selama bertahun-tahun, ia menghadapi berbagai tantangan kesehatan, termasuk tuberkulosis usus dan paru-paru, serta infeksi telinga yang parah. Meskipun mengalami kesulitan ini, ia berhasil menyelesaikan sekolah menengah pertama. Akan tetapi, beban penyakit dan kesulitan keuangan telah menghalanginya untuk melanjutkan pendidikannya. Sekarang, S mengikuti pelatihan kejuruan menjahit.

bottom of page